Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Laporan
Oleh: DR. Eril Mozef, MS, DEA
September 2002
Politeknik Negeri Bandung
I. Pendahuluan
Jaman dulu, keterampilan membuat sesuatu semula
hanya diturunkan dari bapak ke anak , atau dari guru ke murid, dan begitu
seterusnya hingga menjangkau masyarakat yang lebih luas secara tiru-meniru dan
secara lisan [1]. Namun cara ini tidak begitu efektif dan efisien lagi karena
tidak menjamin kontinyuitas informasi yang disampaikan. Sebagai contoh misalnya
dapat kita lihat pada bekas-bekas peninggalan jaman purbakala misalnya Piramida
di Mesir, Tembok Raksasa di Cina, Candi Borobudur di Indonesia dan lain-lain.
Bangunan kuno tersebut masih berdiri dengan megahnya sampai saat ini. Tetapi
sering kali para ilmuwan bertanya-tanya: bagaimana orang membangunnya?, berapa
lamakah waktu pembangunannya?, apa dan dari mana sajakah bahannya?, berapa
banyakkah orang yang terlibat? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul.
Para ilmuwan seakan merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga yaitu
informasi yang menyangkut tentang pembuatan bangunan-bangunan tersebut.
Seiring dengan perkembangan jaman, manusia semakin
sadar bahwa ilmu dan teknologi itu tidak dapat diturunkan hanya secara lisan.
Harus ada suatu media yang lebih handal yang dapat dipergunakan sebagai media
penyampaian sebuah hasil karya. Media tersebut harus bersifat stabil, mudah
disampaikan, dapat dipelajari berulang-ulang, isinya tidak berubah, dapat
memberikan penjelasan secara rinci. Disinilah munculnya kebutuhan akan tulisan
ilmiah.
Namun begitu,
sebuah tulisan ilmiah bila tidak ditulis secara baik dan benar tidak akan
memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat. Hasil karya yang telah kita
peroleh dengan bersusah payah tersebut tidak akan terlihat kontribusinya bagi
pembacanya. Sebaliknya bila sebuah karya ilmiah dengan hasil yang biasa-biasa
saja namun bila ditulis secara baik dan benar akan sangat terasa kontribusinya
bagi masyarakat.
Pada makalah
ini, disajikan suatu metoda sederhana namun efektif dan efisien untuk penulisan
karya ilmiah. Disini penulis mencoba untuk merangkum sebuah metoda penulisan
karya ilmiah berdasarkan berbagai referensi yang ada maupun dari pengalaman
penulis pribadi. Disini pembahasan lebih ditekankan pada pengertian terhadap
bagian-bagian pembentuk sebuah tulisan ilmiah yang penulis rasakan masih
menjadi hambatan besar bagi mereka yang belum terbiasa menulis. Pada makalah
ini, penulis membatasi pada metoda penulisan paper untuk publikasi dan laporan
ilmiah yang memang sangat dibutuhkan bagi kalangan peneliti, staf pengajar,
mahasiswa dan mereka yang tertarik pada penelitian ilmiah.
II. Karya Tulis Ilmiah
II.1 Definisi Karya Tulis Ilmiah
Sebuah karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang
mengandung kebenaran objektif karena didukung oleh informasi-informasi yang
sudah teruji kebenarannya, disajikan secara mendalam dengan penalaran, analisa
dan metoda ilmiah [2].
Pada tulisan ini pembahasan dibatasi pada karya
tulis yang berupa laporan teknik yaitu laporan praktikum, laporan kerja
lapangan, laporan tugas akhir dan laporan seminar.
II.2 Bagian-Bagian Pembentuk Sebuah Karya Tulis Ilmiah atau Laporan
Bagian yang
selalu ada pada sebuah laporan:
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Isi
4. Kesimpulan
Laporan praktikum
|
Laporan kerja lapangan
|
Laporan tugas akhir
|
Laporan seminar
|
1. Judul
|
1.Judul
|
1. Judul
|
1. Judul
|
-
|
-
|
2. Abstrak
|
2. Abstrak
|
2. Pendahuluan
|
2. Pendahuluan
|
3. Pendahuluan
|
3. Pendahuluan
|
3. Teori
|
3.Isi disesuaikan dengan topik
di tempat kerja.
|
4. Teori
|
4. Teori/Studi Literatur
|
4. Pengukuran
|
|
5. Perancangan
|
5. Metodologi
|
|
|
6. Realisasi
|
6.
|
|
|
7. Hasil
|
7. Hasil
|
5. Analisa
|
|
8. Analisa
|
8. Analisa
|
6. Kesimpulan
|
9. Kesimpulan
|
9. Kesimpulan
|
9. Kesimpulan
|
|
|
10. Daftar pustaka
|
10. Daftar pustaka
|
|
|
11. Lampiran
|
11. Lampiran
|
Laporan
praktikum biasanya ditujukan untuk pembuktian suatu teori jadi pada
bagian isi hanya terdapat: teori, pengukuran dan analisa. Laporan tugas akhir
biasanya terkait dengan pembuatan suatu alat, jadi pada bagian isi
terdapat: teori, perancangan, realisasi, hasil dan analisa. Laporan Seminar
terkait dengan pengungkapan hal-hal baru jadi pada bagian isi lebih
kearah metodologi pembuktian temuan baru tersebut. Laporan kerja lapangan
isinya melaporkan apa yang didapat dilapangan dan ini lebih bervariasi
tergantung dari topik yang diberikan kepada kita. Ada yang mendapat topik
tentang riset, ada yang tentang perawatan instalasi, ada yang bersifat
produksi.
II.2.1 Judul
Judul mencerminkan gambaran singkat tentang apa yang
kita kerjakan dalam penelitian. Dari judul, seorang pembaca diharapkan dapat
dengan cepat memutuskan apakah tulisan ilmiah ini sesuai dengan yang dicarinya
atau tidak. Ada hubungan terbalik antara panjang judul dan panjang tulisan.
Semakin panjang judul, semakin pendek tulisan begitu sebaliknya [1]. Judul yang
optimal biasanya kurang lebih 15 kata dan mengandung unsur-unsur kata kunci
karena biasanya mesin pencari kata elektronik bekerja berdasarkan judul [3].
Judul biasanya disertai dengan nama penulis dan instansi tempat kerja. Jangan
habis waktu diawal penulisan pada penentuan judul, buat saja judul kasar
terlebih dahulu. Penulis akan lebih banyak ide akan judul definitif bila
tulisan telah rampung.
II.2.2 Abstrak
Abstrak merupakan intisari dari sebuah karya tulis
ilmiah. Abstrak harus mencerminkan gambaran singkat tentang apa yang kita
kerjakan dalam penelitian sedikit lebih rinci dari judul. Seperti halnya judul,
pembaca diharapkan dapat dengan cepat memutuskan apakah tulisan ilmiah ini
sesuai dengan yang dicarinya atau tidak. Abstrak biasanya tidak lebih dari 400
kata. Abstrak sebaiknya dibuat setelah tulisan keseluruhan rampung.
II.2.3 Ringkasan
Berbeda dengan abstrak,
ringkasan merupakan hasil pemadatan dari sebuah tulisan ilmiah dimana
didalamnya masih kita kenali semua unsur dasar bahan pembentuk tulisan ilmiah
[1]. Ringkasan lebih panjang dari abstrak biasanya sekitar satu halaman.
Seperti halnya abstrak, ringkasan sebaiknya dibuat setelah tulisan keseluruhan
rampung. Biasanya ringkasan terdapat pada laporan ilmiah, laporan tugas akhir,
thesis tapi tidak terdapat pada paper publikasi.
II.2.4 Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian pembuka sebuah tulisan
ilmiah. Inti dari pendahuluan adalah menyampaikan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai oleh peneliti. Sebelum menyampaikan tujuan harus dikemukakan terlebih
dahulu latar belakang permasalahan atau penyebab dari adanya tujuan tersebut.
Dengan latar belakang dan tujuan tersebut sudah cukup bagi kita untuk membuat
pendahuluan. Namun tidak ada salahnya ditambahkan dengan batasan masalah dan
organisasi tulisan. Tujuan harus dibuat secara jelas dan jangan mengambang.
Latar belakang jangan terlalu bertele-tele tapi harus singkat dan padat.
Berdasarkan pengamatan penulis,
kebanyakan mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dibuat bingung oleh
adanya istilah maksud, tujuan, tujuan umum dan tujuan khusus dalam suatu
pendahuluan. Kebanyakan dari mereka ketika berusaha hendak melengkapi ke 4
butir tersebut malah membuat tujuan sebenarnya jadi mengambang. Mengapa harus
ada maksud dan mengapa harus ada tujuan padahal maksud dan tujuan kalau dilihat
dalam kamus mengandung arti yang sama. Mereka sendiri tidak mengerti apa yang
yang seharusnya mereka tulis dan mana yang seharusnya jadi prioritas.
Biasanya tujuan umum diisi
dengan tujuan akademis misalnya “-Sebagai syarat untuk mendapatkan diploma”
sedangkan tujuan khusus diisi dengan tujuan teknis misalnya “-Untuk membuat
sistem komunikasi data handal”. Penulis pernah terkejut ketika menemukan suatu
tugas akhir dimana pada pendahuluannya hanya diisi dengan tujuan akademis dan
tidak sama sekali mencantumkan tujuan teknisnya. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa tersebut tidak mengerti dengan apa yang harus ditulis dan
diprioritaskan pada pendahuluan. Padahal seorang pembaca yang baik biasanya selalu
ingin tahu apa yang menjadi tujuan teknis (tujuan khusus) dan bukan tujuan
umumnya.
Jadi sekali lagi dalam membuat
pendahuluan, berkonsentrasilah terlebih dahulu hanya pada latar belakang
permasalahan dan tujuan (tujuan teknis)-nya. Kembangkan beberapa tujuan inti
menjadi beberapa sub-tujuan. Sebaiknya tujuan harus sudah terdefinisi sejak
awal kita mulai melakukan penelitian dan berpeganglah secara konsisten pada
tujuan ini. Mengapa demikian, karena bila tujuan ini kita pegang secara
konsisten sejak awal, ini nantinya akan sangat bermanfaat sebagai tolok ukur
dalam membuat kesimpulan. Lebih lanjut mengenai kesimpulan akan dijelaskan pada
paragraf berikutnya.
II.2.5
Landasan teori (Literatur review)
Landasan teori biasanya berisi studi literatur tentang
berbagai macam metoda yang ada. Ini bertujuan untuk mendukung dan memvalidasi
metoda yang kita gunakan dalam penelitian. Disinilah tempatnya kita membuktikan
kepada pembaca bahwa kita mengetahui sampai dimana kemajuan (State-of-the-art)
dari bidang yang akan kita tekuni. Disini setidaknya kita membuktikan bahwa
metoda yang kita gunakan merupakan pengembangan (kalau tidak bisa dikatakan
metoda baru). Disinilah sebagian besar kutipan-kutipan tulisan ilmiah
ditempatkan. Adapun cara mengutip atau mereferensikan sebuah pustaka dapat
dilihat pada bagian daftar pustaka.
Bila kita menjalani bagian ini
secara antusias, kita akan menyadari bahwa setiap apa yang kita anggap ide baru
ternyata sudah ada yang mengembangkan lebih dulu. Semakin kita intensif dalam
melakukan pencarian semakin kita sadar bahwa menemukan sesuatu yang baru itu
sulit, begitulah yang penulis alami. Tapi dari situ sebagai peneliti yang baik
akan semakin tertantang untuk dapat menemukan sesuatu. Jangan putus asa akan
hal ini, tekuni dan jalani tahap ini, niscaya suatu saat akan terkuak celah
dimana kita akan muncul ke permukaan. Disaat inilah kita akan sadar bahwasanya
dunia ini sangat luas dan masih banyak hal-hal baru yang dapat kita temukan.
Berapa banyak jumlah literatur yang dapat dijadikan
referensi?. Tergantung dari topik, jumlah literatur yang dapat dijadikan
referensi bisa bervariasi antara 10 sampai 200 referensi [13].
II.2.6 Metodologi
Metodologi membahas mengenai uraian kita akan
usaha-usaha untuk mendapatkan hasil. Dalam metodologi ini kita tidak perlu lagi
menceritakan tentang metoda orang lain, tapi disini kita benar-benar hanya
menceritakan tentang metoda kita. Kita dapat menceritakan metoda lain namun
hanya sebatas pada perbandingan saja. Semua langkah-langkah ini harus diuraikan
secara saintifik penuh dengan argumentasi ilmiah. Dalam pembahasan jangan
gunakan metoda descriptif tapi gunakan metoda analisis.
II.2.7 Hasil
Pada bagian ini diberikan hasil apa adanya sesuai
dengan kenyataan. Bila hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan jangan lalu
menutup-nutupi kelemahan ini tapi coba berikan ulasan dalam bagian diskusi
(bisa dalam bab terpisah). Hasil dan diskusi biasanya sangat sering
dikombinasikan pada thesis [11].
II.2.8 Kesimpulan
Kesimpulan sangat berhubungan erat dengan apa yang
menjadi tujuan pada penduhuluan [4]. Mungkin tidak seperti yang kita bayangkan
bahwa sebenarnya bagian tersulit dari sebuah karya ilmiah bukan pada isi tapi
justru pada pendahuluan dan kesimpulan [5]. Pernyataan ini sangat tepat karena
memang hal inilah yang penulis rasakan pada saat menulis paper. Alasan mengapa
pendahuluan dan kesimpulan merupakan bagian tersulit adalah karena pendahuluan
dan kesimpulan merupakan bagian yang paling didahulukan oleh pembaca, disamping
abstrak dan ringkasan tentunya (lihat tabel statistik peluang dibacanya
bagian-bagian tulisan ilmiah) karena disitu menggambarkan tentang rencana/ide
kita dan sampai dimana tingkat keberhasilan rencana/ide tersebut. Biasanya
pembaca baru akan tertarik membaca bila pendahuluan dan kesimpulan sudah
berkenan dihatinya. Oleh karena itu pendahuluan dan kesimpulan harus dapat
menonjolkan karya kita dan menarik perhatian pembaca untuk tidak sekedar
membaca tapi juga untuk dapat melanjutkan penelitian tersebut. Bagi mereka yang
sudah terbiasa menulis karya ilmiah tentunya tidak akan menganggap remeh bagian
ini.
Untuk dapat membuat kesimpulan
yang baik dan benar caranya sangat mudah. Cobalah kita kembali dulu ke bagian
pendahuluan dan lihat apa yang menjadi tujuan-tujuan kita semula [10]. Simpulkan
satu persatu butir-butir tujuan berdasarkan hasil yang telah dicapai. Bila pada
butir tersebut ada bagian yang tidak sempat dikerjakan atau tidak berhasil maka
berterus-teranglah. Disinilah kesempatan bagi kita untuk memberikan alasan dan
saran. Berjiwa besarlah dengan kegagalan tersebut dan janganlah sekali-kali
menghapuskan butir tujuan yang gagal tersebut hanya karena malu. Menceritakan
kegagalan yang nyata dengan segala argumentasinya jauh lebih baik dari pada
menceritakan keberhasilan fiktif. Itulah sebabnya mengapa penulis mengatakan
bahwa tujuan awal harus dipegang secara konsisten. Pada contoh dapat kita lihat
bahwa butir 4 pada tujuan tidak berhasil didapatkan, tapi penulis tetap
konsisten dengan mempertahankan tujuan tersebut dan memberikan alasan kegagalan
tersebut.
Dari pengamatan penulis masih banyak peneliti atau
mahasiswa dalam laporan akhirnya merumuskan kesimpulan berdasarkan dari
permasalahan sulit yang telah berhasil dipecahkan pada saat proses penelitian.
Padahal hasil tersebut bukan merupakan tujuan utama yang dicari. Pada contoh
misalnya butir 1 kesimpulan diganti dengan M=N-c+b.
Statistik
peluang dibacanya bagian-bagian pembentuk tulisan ilmiah [1]:
Judul 100%
Ringkasan 100%
Abstrak 80%
Kesimpulan 80%
Pendahuluan 60%
Isi 15%
Lampiran 10%
II.2.9 Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan suatu
daftar yang berisi sumber informasi yang kita pakai dalam memperkuat
argumentasi kita. Sumber informasi ini biasanya sesuatu yang sudah pernah
dipublikasikan dan dibaca masyarakat luas baik dalam bentuk buku, paper,
artikel dalam jurnal dan proceeding, dan lain-lain. Sumber informasi ini harus
relevan terhadap tulisan kita, terdapat dalam jumlah yang cukup, berasal dari
sumber yang sudah dikenal (memiliki nomor ISSN dan ISBN) dan relatif masih
baru.
Adalah kebohongan besar jika ada orang menganggap
dirinyalah yang mengetahui segala-galanya. Dalam sejarah belum pernah
seorangpun tercatat berhasil membuat sebuah karya ilmiah tanpa bantuan dari
siapapun. Oleh karena itu salah satu ketentuan dalam tulis-menulis atau
penyusunan naskah menyangkut penyebutan sumber [1][12]. Penyebutan sumber
pustaka bertujuan untuk menghindari dari usaha penjiplakan karya ilmiah dan
supaya memungkinkan pembaca untuk dapat menelusuri dan membuktikan argumentasi
yang dikutip.
Apa yang bisa direferensikan? Hal-hal yang kita
kutip dapat berupa pernyataan, analisa, teori, metoda, rumus, data, gambar,
grafik dan lain-lain yang dapat mendukung argumentasi kita.
Bagaimanakah
cara kita mereferensi? Mereferensi sebenarnya hanyalah membuat link (hubungan) antara pernyataan yang
dikutip dengan sebuah referensi dalam daftar pustaka yang telah disusun.
Berilah tanda [ ] diakhir pernyataan yang dikutip dimana didalam tanda tersebut
diberi nomor referensi yang terdapat dalam daftar pustaka (lihat contoh).
Banyak cara dan gaya (style) dalam membuat referensi
misalnya:
-MLA (Modern Language
Association): biasanya digunakan untuk bidang seni dan bisnis.
-APA (American Psychological
Association): biasanya digunakan di bidang sosial sains.
-ASR, CBE, dan lain-lain.
-Untuk bidang elektroteknik kita
dapat mengacu pada standard IEEE seperti contoh berikut:
[1] E. Mozef, S. Weber, J. Jaber,
and E. Tisserand. Parallel architecture dedicated to connected component analysis,
IAPR-IEEE 13th International Conference
on Pattern Recognition, IEEE Computer Society Press, Vienna, Austria,
August 96, pp. 699-703.
Penulisan
indeks referensi ada pula yang langsung dengan angka (tanpa tanda []), tapi hal
ini setelah penulis analisa ternyata tidak fleksibel, mengapa?. Karena dalam
membuat laporan seringkali kita ingin mengubah urutan, menyisipkan atau
mengurangi referensi. Hal ini akan menjadi masalah karena kita berarti harus
menyesuaikan lagi urutan yang telah kita buat. Bila penulisan laporan masih
sedikit tidak masalah, ini bisa dilakukan secara manual, namun bila jumlah
halaman sudah cukup tebal maka pengesuaian urutan ini akan memakan waktu belum
lagi terjadi resiko salah pengurutan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan
metoda “Caption” dan “Cross-reference” pada menu “Insert” yang tersedia pada
Microsoft Word (dengan asumsi 99,9% pelajar di Indonesia menggunakan software
ini!). Namun cara ini menuntut adanya minimal 1 karakter simbol untuk dapat di-capture
atau dikenali dan sebaiknya jangan angka. Dengan menggunakan simbol “[“ untuk
dijadikan parameter pada proses caption, maka secara otomatis angka 1
akan muncul disampingnya dan untuk proses caption berikutnya angka ini akan
ter-incrementasi secara otomatis. Yang menarik dari penggunaan caption ini kita
dapat mengeluarkan link-nya pada kalimat dihalaman manapun dilaporan. Misalnya
pada kalimat “…..metoda arsitektur paralel ini dapat dilihat pada [1] ……….”.
Nah pemberian tanda [1] dapat melalui menu “Cross-reference” yang dimaksud
diatas. Sehingga antara daftar pustaka dan kalimat terjadi link. Akibatnya bila
kita ingin mengubah urutan, menyisipkan atau mengurangi referensi secara
otomatis seluruh kalimat yang ter-link pada daftar pustaka ini urutannya akan
ter-up-date dan proses ini tidak pernah salah!!!. Mungkin jangan kaget bila
belum ter-up-date saat itu. Tapi bila kita mencoba menutup file kemudian
membukanya kembali niscaya laporan kita akan ter-up-date atau bila kita mencoba
untuk mencetak pada printer maka akan langsung ter-up-date juga. Cara ini dapat
juga dipergunakan untuk membuat link antara gambar/tabel dan lain-lain dengan
kalimat.
Diluar negeri, buku dan majalah-majalah ilmiah
sangat mudah diperoleh melalui perpustakaan-perpustakaan. Bahkan bila informasi
yang kita cari terdapat diujung dunia sekalipun, perpustakaan akan selalu siap
membantu mencarikannya dalam waktu yang relatif singkat dan dengan biaya yang
relatif murah. Di Indonesia tidaklah demikian halnya. Mencari informasi
merupakan sesuatu yang mahal dan pemborosan waktu. Hal ini membuat
peneliti-peneliti di Indonesia tidak dapat memberikan acuan yang baik dalam
membuat karya ilmiah. Namun begitu, kita jangan berkecil hati, karena ada kabar
gembira. Saat ini Internet yang merupakan sumber informasi terbesar didunia dan
yang informasinya dapat diakses secara cepat dan murah sudah dapat dijadikan
acuan. Salah satu contoh pengutipan referensi di Internet adalah sebagai
berikut:
[2] W. Cleveland and C. Loader.
Smoothing by local regression: Principles and methods. Technical report,
AT&T Bell Laboratories, 1995. Available as 95.3.ps in
http://netlib/att/stat/doc.
Untuk lebih rincinya mengenai berbagai macam
standard style ini dan cara penulisan referensi dapat dilihat pada [6], [7],
[8] dan [9].
Bagaimana dengan “Footnote”? Sebaiknya tidak
menggunakan Footnote atau catatan pada bagian bawah halaman sebagai tempat
untuk membuat daftar pustaka. Pengutipan suatu pernyataan dari sumber yang sama
bisa terdapat di halaman yang berbeda pada tulisan kita sedangkan daftar
pustaka biasanya memuat puluhan bahkan ratusan referensi [11] sehingga
referensi-referensi tersebut jadi tersebar dibeberapa halaman yang mana akan
mengurangi konfortabilitas pembaca. Biasanya footnote diperlukan untuk
menerangkan suatu definisi atau istilah yang mana kalau diterangkan didalam
kalimat induknya akan mengaburkan inti dari kalimat tersebut.
Contoh sederhana untuk
mengerti cara membuat tulisan ilmiah secara cepat. Pada contoh ini dapat kita
lihat hubungan antara tujuan, landasan teori, metodologi, hasil, kesimpulan dan
daftar pustaka.
Tujuan
1). Mencari harga Y fungsi dari a
2). Mencari koefisien k1 pada persamaan Y
3).
Mencari koefisien k2 pada persamaan Y
4). Mencari harga Y fungsi dari d
Landasan teori (Literatur review)
Y=M*N (dari referensi [1])
M=a+b (dari referensi [2])
N=a+c (dari referensi [3])
Metodologi
Y=M*N
=(a+b)*(a+c)
= a2+a(b+c)+b*c
Hasil
Y= a2+a(b+c)+b*c
Kesimpulan
1) Harga Y fungsi dari a telah berhasil dirumuskan
yaitu Y= a2+ak1+ k2.
2) Harga koefisien k1 telah berhasil
didapatkan yaitu k1=b+c.
3) Begitupun dengan koefisien k2 yaitu k2=bc.
4) Adapun harga Y fungsi dari d belum berhasil kami
dapatkan karena sulitnya mendapatkan hubungan antara Y dan d itu sendiri dan
belum terdapatnya literatur yang membahas hal ini. Sebaiknya disarankan untuk
…..
Daftar pustaka
[1] Nama. Mencari harga Y
fungsi dari M dan N, Nama jurnal,
Kota, Negara, Tgl terbit, Hal.
[2] Nama. Mencari harga M
fungsi dari a dan b, Nama jurnal,
Kota, Negara, Tgl terbit, Hal.
[3] Nama. Mencari harga N
fungsi dari a dan c, Nama jurnal,
Kota, Negara, Tgl terbit, Hal.
II.2.10 Lampiran
Lampiran umumnya diberikan dalam laporan tugas
akhir, disertasi atau thesis. Lampiran biasanya memuat listing program,
datasheet, manual cara kerja alat, dan lain-lain.
III. Kesimpulan
Pada makalah ini telah dibahas suatu metoda
sederhana untuk penulisan ilmiah namun efektif dan efisien. Metoda ini didasari
atas berbagai sumber informasi maupun pengalaman penulis pribadi. Referensi
tentang penulisan ilmiah di Indonesia sangat terbatas. Namun bagi mereka yang
tertarik untuk lebih memperdalam tata cara penulisan ilmiah ini disarankan
mencari sumber informasi lain misalnya melalui Internet. Dengan menggunakan
mesin pencari kata “Yahoo” atau yang lainnya dengan kata kunci “How to write
research papers” misalnya, kita bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
di bidang ini.
IV. Daftar pustaka
[1] M.
Purbo-Hadiwidjoyo, Menyusun Laporan
Teknik, Penerbit ITB, Bandung, 1993.
[2] S.
Soeseno, Teknik Penulisan Ilmiah-Populer,
Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, 1980
[3] Rudner, M Lawrence, and W. Schafer, How
to Write a scholarly Research Report, Practical Assessment Research &
Evaluation [Online]. Available: http://ericae.net/pare/getvn.asp?v=6&n=13
[4] How to write Good Term Papers, How to
Get Better Grades in College, AdviceNet [Online]. Available: http://courses.smsu.edu/mkc096f/advisenet/BETTER%20GRADES/papers.html
[5] K. Lertzman, and S. Fraser, Notes on
Writing Papers and Theses [Online]. Available: http://aerg.canberra.edu.au/pub/aerg/edulertz.htm
[6] Harvard Referencing, Curtin Library and
Information Service [Online]. Available: http://lisweb.curtin.edu.au/guides/handouts/harvard.html
[7] Council of Science Editors-Citation
style [Online]. Available: http://www.wsulibs.wsu.edu/electric/library/scientificCBE.htm
[8] Bibliographies and Notes, St. Thomas
Libraries [Online]. Available: http://www.lib.stthomas.edu/osf/depts/reference/bi/bibnotes.htm
[9] Citing Electronic Sources in Research
Papers and Bibliographies, Internet Citation Guide [Online]. Available: http://www.library.wisc.edu/libraries/Memorial/citing.htm
[10] Tip for Effective Academic Writing
[Online]. Available: http://www.yorku.ca/rosir/tips.htm
[11] J. Wolfe, How to Write a Phd Thesis
[Online]. Available: http://www.phys.unsw.edu.au/~jw/thesis.html
[12] How to Write Term Papers, Duskin Online
[Online]. Available: http://www.dushkin.com/online/study/dgen2.mhtml
[13] Chip Klostermeyer, A guide to Thesis
Preparation for Computer Science Graduade Students at WYU, Guide to Thesis
Preparation [Online]. Available: http://www.cs.wvu.edu/students/grad/cs-handbook/thesis.html